Minggu, 31 Agustus 2014

Museum Peta, Bogor.

Tepat satu hari sebelum hari kemerdekaan, yaitu Tanggal 16 Agustus 2014, saya mengunjungi sebuah museum  di Bogor yang berada di jl. Sudirman, yaitu Museum Peta . Tentu ini untuk pertama kalinya saya datang ke museum peta ini, mungkin untuk orang yang tinggal di sekitar air mancur pasti sudah tidak asing dengan museum ini.

Kebetulan waktu itu memang museum ini sedang dibuka untuk menyambut hari kemerdekaan jadi saya gratis masuk ke situ (yess!) , waktu pertama kali datang, saya sudah terkagum-kagum dengan banyak nya benda2 bersejarah ,dan lagi saya juga melihat ada tembok yang diukir yang menggambarkan tentang suatu peristiwa, oya saya sempat berfoto dengan tembok itu :



dan dibimbing panitia dan relawan dari akademi berbagi, wah rasanya pengen sekali ikut bergabung dengan mereka, kebetulan saya juga sangat suka dengan sejarah, oya dan waktu itu juga kedatangan sejarawan Bogor, Pak Taufik Hassuna, wah senangnya bisa mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang sejarah Bogor dari Beliau..


setelah selesai mendengarkan arahan dan bimbingan dan sesi Tanya jawab juga telah selesai, akhirnya kami mengunjungi museum yang kami nanti nanti, setelah antre berbaris dan melihat-lihat seisi museum saya pun mengambil beberapa foto 




Wah pokoknya seru banget bisa berkunjung dan melihat secara langsung benda benda bersejarah di museum ini, semoga sebelum hari kemerdekaan 2015 nanti bisa berkunjung lagi ke tempat ini :)


Jumat, 29 Agustus 2014

Cisarua Puncak Bogor dulu dan sekarang

Hallo sahabat Bogor
ini postingan pertama kami...
saya yakin warga bogor baik kota maupun kabupaten tahu dong Puncak Cisarua, objek wisata yang menawarkan kesejukan pepohonan nan indah, tapi bagaimana tanggapan warga sekitar kondisi puncak sekarang?






karena letak yang dekat dengan Jakarta dan banyaknya objek wisata yang ditawarkan, Puncak menjadi tempat yang wajib dikunjungi oleh warga Ibukota. dampak positif bagi warga dari pengunjung yang cukup banyak pada Weekday dan bisa dibilang fasilitas wisata yang disediakan full pada saat Weekend ialah terbukanya banyak lapangan kerja untuk masyarakat Puncak dan bermunculan wirausahawan yang memanfaatkan  kondisi ini. Dampak Negatif yang dirasakan ialah terkadang setiap hari ada macet bahkan hampir tiap hari diberlakukan satu arah oleh petugas lalulintas, bisa dibayangkan kan bagaimana macetnya puncak pada tanggal merah, dan sekarang ada banyak oobrolan yang pernah saya dengan dari warga sekitar Puncak. Salah satunya yang sering sekali dibicarakan atau mungkin menjadi pembuka pembicaraan jika sedang naik angkot "Puncak Beda dulu dan sekarang, tiap hari macet apalagi sore hari bahkan hampir tiap hari ada buka tutup jalan" ada juga yang bilang seperti ini "Wah hebat sekarang puncak punya masalah seperti jakarta, ada macet juga banjir"
MACET dan BANJIR?
puncak itu kan tanahnya tidak rata terus banyak bukit, masa banjir?
ya permasalahan yang ada di ibu kota sekarang sudah ada dipuncak, macet, banjir, pengemis, kaum urban dan lainnya.
baik macet bisa di terima karena saya bisa buktikan langsung, pengemis, kaum urban juga sama. Ko ada banjir ya? dimana tepatnya? kapan? penyebabnya apa?
banjir sudah sering terjadi di Puncak Cisarua kami sertakan link banjir di puncak dibawah ya.
http://www.antarafoto.com/peristiwa/v1358571033/banjir-bandang-cisarua
http://www.inilahkoran.com/read/detail/1948773/banjir-landa-cisarua-bogor-rumah-pasar-tergenang

jika ingin artikel lainnya cari aja di google :-).

untuk penyebabnya yang pasti curah hujan paling berpengaruh, kesadaran masyarakat sekitar puncak atau wisatawan dari jakarta yang tidak peduli lingkungan yang seenaknya buang sampah sembarangan atau mungkin juga fasilitas pembuangan sampah yang disediakan pemerintah setempat masih belum terpenuhi. juga faktor lain seperti penebangan pohon yang lahannya dijadikan Villa atau Hotel.

sedikit saya sertakan juga foto-foto puncak dulu dan sekarang.


Jumat, 15 Agustus 2014

Masjid Jami Tan Kok Liong, Bogor

Hai taublog readers…  pada bulan juli lalu, saya dan teman saya mengunjungi sebuah mesjid yang cukup unik, namanya Masjid Tan Kok Liong,yang beralamat di Pondok Rajeg,Cibinong, Bogor.  hmm mungkin kalian berpendapat “kok namanya seperti nama kelenteng atau vihara??” ya karena sang pendiri adalah memang orang keturunan tiong hoa yang beragama muslim, beliau adalah Muhammad Ramdan Effendi atau Anton Medan ( Sayang banget pas kita kesana kita ngga ketemu sama Beliau ) , well… fisik dari mesjid ini pun memang kental sekali dengan nuansa tiong-hoa, apalagi bagian atas dari bangunan,mirip sekali dengan kelenteng,  dengan nuansa warna hijau,merah dan kuning, maka ketika masuk ke mesjid ini pun kita akan merasa berada di negeri tirai bambu… dan dihiasi lampion lampion yang cantik melengkapi keindahan masjid ini.


Okay, buat kalian yang pengen berkunjung dan shalat di mesjid Tan Kok Liong ini gampang kok, tempatnya mudah sekali untuk ditemukan,, buat yang bawa motor, kalian bisa langsung ngegas ke cibinong, and then nanti ada namanya kampung bulak rata (klo ga ketemu Tanya masyarakat sekitar ... haha) waktu itu kita juga ga langsung sampe, berhenti2 dulu, nanya ke masyarakat sekitar, soalnya walaupun orang bogor kite baru pertama kali kesini, ternyata tempatnya ga begitu jauh, ketika sampai di kampong bulak rata, kalian jalan pelan-pelan aja,(jangan sampe ngelewatin rel kereta) nah nanti kalian tengok ke kanan klo liat gapura pesantren nah itu kalian masuk kesitu, trus lurusss nanti ada jalan ke kiri n kanan, kalian pilih yang kanan yg diatasnya ada plang “Chinese Moslem Association” nah kalian masuk situ dan ketemu deh masjidnya :)

dan ini ada bonus foto - foto kita waktu disana, hehehe